Akibat Berbuat Maksiat

Akibat Berbuat Maksiat

Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat,?Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (HR Tarmidzi)

Perbuatan Maksiat Dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman yang artinya : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada ku” (QS.51:56) Disana Allah swt menegaskan kepada manusia, bahwa maksud dari penciptaan manusia dan jin adalah hanya untuk beribadah kepada Allah swt, lain tidak. Dalam rangka menunaikan tugas ibadah tersebut, manusia diperintahkan untuk taat dan tunduk kepada semua perintah Allah swt, baik yang langsung Allah swt firmankan dalam Al-Qur’an, maupun yang disampaikan melalui sabda Rasulullah saw.

Oleh sebab itulah di dunia ini hanya terdapat 2 golongan manusia. Golongan pertama adalah mereka yang selalu taat pada segala perintah Allah swt dan sunnah Rasulullah saw. Sedangkan golongan kedua adalah mereka yang ingkar kepada 2 hal tersebut. Perbuatan ingkar itulah yang disebut dengan maksiat dan setiap perbuatan maksiat itu adalah dosa.

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah mengatakan, bahwa orang-orang bodoh mengandalkan rahmat dan ampunan Allah swt sehingga mereka mengabaikan perintah dan larangan-Nya serta lupa dengan azab-Nya yang pedih dan tak mungkin dicegah. Barangsiapa yang mengandalkan ampunanNya tetapi tetap berbuat dosa, dia sama dengan orang-orang yang membangkang.

Nasib Para Pelaku Maksiat
Al-Qur’an telah banyak menceritakan berbagai kejadian dan bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan maksiat. Cerita tersebut bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau lamunan, apalagi cerita bohong untuk sekedar menakut-nakuti manusia, namun ia benar-benar terjadi dan menjadi tragedi bagi umat manusia.

Diantaranya adalah banjir besar yang mencapai puncak gunung pada masa nabi Nuh as yang menjadikan penghuni bumi karam tenggelam, angin puting beliung yang berhembus keras membanting kaum ?Ad hingga semua mati bagaikan pelepah kurma yang berguguran, guntur dahsyat yang mematikan kaum Tsamud, hujan batu di negri Sodom pada kaum nabi Luth yang membinasakan semua penghuninya, awan azab berupa mega naungan yang ketika turun bagaikan api yang membakar kaum Syu’aib, tenggelamnya Fir’aun dan kaumnya di sungai Nil, pekik keras yang menghancurkan orang-orang yang digambarkan dalam surat Yasin.

Sekali lagi, semua kisah tersebut benar terjadi. Dan penyebab turunnya azab Allah swt tersebut tidak lain adalah perbuatan dosa dan maksiat sehingga semua menjadi pelajaran bagi umat manusia hingga hari kiamat. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda : “Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku berlindung kepada Allah swt dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya. Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka akan tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka. Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi dan kedurjanaan penguasa. Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat melainkan mereka akam mengalami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Keempat, tidaklah suatu kaum melakukan tipuan (ingkar janji) melainkan akan Allah swt utus kepada mereka musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. Kelima, tidaklah para imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur’an) melainkan akan Allah swt jadikan permusuhan antar mereka.”

Rasulullah saw juga bersabda : “Jika engkau dapati Allah Azza wa Jalla memberikan limpahan kekayaan kepada seorang hamba padahal hamba itu tetap berada di dalam kemaksiatan, maka tak lain hal itu merupakan penundaan tindakan dari Nya” (HR Ahmad)

Selanjutnya beliau (Rasulullah saw) membaca ayat yang artinya : ?Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS Al-An’aam : 44)

Imam Ahmad meriwayatkan, Abi Rafi’ bercerita bahwa Rasulullah saw pernah melewati pekuburan Baqi. Lalu beliau berkata, “Kotorlah engkau, cis … !” Aku menyangka kiranya beliau maksudkan diriku. Beliau bertutur, ?Tidak, cuma inilah kuburan si fulan yang pernah kuutus untuk memungut zakat pada bani fulan lalu dia mencuri baju wol dan kini dia sedang dipakaikan baju yang serupa dari api neraka.

Dalam shahih Muslim dikatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : “Penduduk yang di dunia begelimang kesenangan sementara dia itu termasuk ahli neraka dihadirkan pada hari kiamat untuk kemudian dicelup dengan celupan neraka. Kemudian kepada mereka dikatakan, ?Hai ibnu Adam, adakah kau lihat kebaikan ?” Dia menjawab, “Wallahi, tidak ya Rabbi !” Dan manusia yang di dunia paling sengsara hidupnya sementara dia itu calon penghuni surga akan dicelup dengan celupan surga. Lalu kepada mereka akan dikatakan, “Hai ibnu Adam, adakah kau peroleh kesengsaraan? Adakah kau temui kegetiran?” Dia menjawab, “Tidak, demi Allah ya Rabbi, tidak kudapati sama sekali.””

Sedangkan dalam shahih Muslim Rasulullah saw pernah bersabda tentang 3 golongan manusia yang pertama diadili di hari akhir. Golongan pertama adalah mereka yang mati syahid. Diantara mereka wajahnya tersungkur dan diseret ke neraka karena ternyata perang yang telah dilakukannya semata-mata hanya agar disebut pahlawan. Golongan kedua adalah orang yang sering membaca Al-Qur’an, rajin menuntut ilmu dan senantiasa mengamalkan pengetahuannya. Namun ternyata mereka juga tersungkur dan diseret ke dalam nereka. Mengapa ? Karena ternyata mereka hanya ingin mendapat gelar sebagai orang alim dan pintar. Golongan ketiga adalah seorang laki-laki yang seluruh kekayaannya dia korbankan. Tetapi nasibnya sama dengan kedua golongan sebelumya, ia tersungkur dan diseret ke neraka, karena ia melakukan itu agar dikatakan dermawan.

Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun sabda Rasul yang menggambarkan akan bencana apa yang dialami oleh orang yang berbuat maksiat. Namun cukuplah kiranya beberapa ayat, hadits dan kisah diatas menjadi pelajaran bagi kita untuk bisa diambil hikmah dan membuat kita lari dari perbuatan maksiat.

Selanjutnya pada bagian dua dari tulisan ini akan kita lihat 26 pengaruh dan bahaya maksiat yang dapat langsung dirasakan oleh setiap diri manusia, seperti yang dituliskan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya ?Aatsaarul Ma’ashi wa Adhraaruha” (Akibat Berbuat Maksiat).

1. Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’i yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, “Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.

2. Maksiat Menghalangi Rizki
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rizki. Maka meninggalkannya berarti menimbulkan kefakiran. “Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya” (HR. Ahmad)

3. Maksiat Menimbulkan Jarak Dengan Allah
Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa diatas dosa.”

4. Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku.”

5. Maksiat Menyulitkan Urusan
Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya. Maksiat Menggelapkan Hati Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas ra berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rizki dan kebencian makhluk.”

6. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya. Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia butuhkan, hingga kekuatan pada dirinya sering menipu dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana kekuatan fisik dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fisik bangsa Persia dan Romawi.

7. Maksiat Menghalangi Ketaatan
Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan. Seperti selayaknya orang yang satu kali makan tetapi mengalami sakit berkepanjangan dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.

8. Maksiat Memperpendek Umur dan Menghapus Keberkahan
Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup kecuali jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan dzikir kepada Allah serta mementingkan keridhaan-Nya.

9. Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
Seorang ulama Salaf berkata, bahwa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.

10. Maksiat Mematikan Bisikan Hati Nurani
Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan dan sebaliknya akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan untuk bertobat. Inilah yang akan menjadi penyakit hati yang paling besar.

11. Menghilangkan Keburukan Maksiat Itu Sendiri dan Memudahkan Dosa
Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, maka ia tidak lagi buruk memandang perbuatan itu, sehingga maksiat itu menjadi adat kebiasaan. Ia pun tidak lagi mempunyai rasa malu melakukannya, bahkan memberitakannya kepada orang lain tentang perbuatannya itu. Dosa yang dilakukannya dianggapnya ringan dan kecil. Padahal dosa itu adalah besar di mata Allah swt.

12. Maksiat Warisan Umat Yang Pernah Diazab
Misalnya, homoseksual adalah warisan umat nabi Luth as. Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah peninggalan kaum Syu’aib as. Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Fir’aun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan warisan kaum Hud as. Dengan demikian bisa dikatakan, bahwa pelaku maksiat jaman sekarang adalah kaum yang memakai baju atau mencontoh umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibmu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya.”

13. Maksiat Menimbulkan Kehinaan dan Mewariskan Kehinadinaan
Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiatnya kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya. ?…Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Hajj:18) Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan, karena kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt. ?Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah lah kemuliaan itu …” (QS. Al-Faathir:10) Seorang Salaf pernah berdoa, ?Ya Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada Mu, dan janganlah Engkau hina dinakan aku karena aku bermaksiat kepada Mu.”

14. Maksiat Merusak Akal
Ulama Salaf berkata, bahwa seandainya seseorang itu masih berakal sehat, maka akal sehatnya itulah yang akan mencagahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan dan nasihat Al-Qur’an pun mencegahnya, begitu pula dengan nasehat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat kecuali akalnya telah hilang.

15. Maksiat Menutup Hati
Allah berfirman, ?Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthoffifiin:14) Imam Hasan mengatakan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk maka hatinya pun telah tertutup.

16. Maksiat Dilaknat Rasulullah saw
Rasulullah saw melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting (HR Bukhari), melakukan perbuatan homoseksual (HR Muslim), menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki, mengadakan praktek suap-manyuap (HR Tarmidzi) dan sebagainya.

17. Maksiat Menghalangi Syafaat Rasul dan Malaikat
Kecuali bagi mereka yang bertobat dan kembali ke pada jalan yang lurus, sebagaimana Allah swt berfirman : ?(Malaikat-malaikat) yang memikul ?Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan) : ?Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ?Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang sholeh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.” (QS: Al-Mukmin:7-9)

18. Maksiat Melenyapkan Malu
Malu adalah pangkal kebajikan, jika rasa malu telah hilang, hilangkah seluruh kebaikannya. Rasulullah bersabda : ?Malu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari)

19. Maksiat Meremehkan Allah
Jika seseorang berlaku maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati. Jika perasaan itu masih ada, tentulah ia akan mencegahnya dari berlaku maksiat.

20. Maksiat Memalingkan Perhatian Allah
Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan syaitan. Allah berfirman : ?Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyir:19)

21. Maksiat Melenyapkan Nikmat dan Mendatangkan Azab
Allah berfirman : ?Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy-Syura:30)

Ali ra berkata : ?Tidaklah turun bencana malainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan karena tobat.”

22. Maksiat Memalingkan Istiqamah
Orang yang hidup di dunia ini bagaikan seorang pedagang. Pedagang yang cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Ialah Allah yang akan membeli barang itu dan dibayarnya dengan kehidupan surga yang abadi. Jika seseorang menjualnya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, ketika itulah ia tertipu.

Sumber : Al-Qur’an & Sunnah dan Akibat Berbuat Maksiat, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziah

Waspadai Lingkar Pinggang Anda

Waspadai lingkar pinggang anda

http://www.medicastore.com/images/ukur_lingkar_pinggang.jpgKegemukan yang
secara umum ditandai dengan perut buncit ini telah menjadi wabah baru di
dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebagian orang mungkin masih ada yang
mempercayai mitos bahwa kegemukan identik dengan kemakmuran. Padahal perut
buncit membuat si pemilik tubuh rentan terhadap penyakit jantung dan
diabetes mellitus yang berkaitan dengan risiko kardiometabolik.

Menurut dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), seorang ahli jantung dari RS
Jantung Harapan Kita, “Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab
kematian paling tinggi dibandingkan kanker, diabetes dan penyakit saluran
napas bagian bawah.”

Tidak perlu pemeriksaan laboratorium yang mahal untuk mengetahui risiko anda
akan kardiometabolik. Caranya cukup mudah dan murah yaitu dengan mengukur
lingkar pinggang anda. Ukuran lingkar pinggang ternyata bisa digunakan
sebagai parameter untuk mengetahui risiko terhadap penyakit akibat gaya
hidup tidak sehat tersebut.

Risiko Kardiometabolik Bukanlah Penyakit

Risiko kardiometabolik sendiri bukanlah penyakit tapi merupakan sekelompok
gangguan-gangguan yang secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat
meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung dan diabetes.

Risiko kardiometabolik (cardiometabolic risk/CMR) terdiri dari faktor-faktor
risiko yang dapat diubah, yang memudahkan orang rentan terhadap penyakit
diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sejumlah faktor-faktor tersebut muncul
secara klinis di dalam kelompok-kelompok yang spesifik.

dr Sunarya Soerianata, SpJP (K), yang juga bertindak sebagai wakil ketua
pelaksana 16th ASEAN Congress of Cardiology yang berlangsung bulan April
2007 di Bali ini menjelaskan, ada faktor risiko yang tergolong sebagai
faktor risiko “klasik” dan ada yang tergolong “baru”. Contoh faktor risiko
“klasik” antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol LDL (kolesterol jahat)
dan gula darah yang sudah sering dievaluasi dan ditangani oleh dokter.

Adapun faktor-faktor lainnya dianggap sebagai faktor risiko “baru” misalnya
kelebihan lemak perut, kolesterol HDL (kolesterol baik), resistensi insulin
(ketidakmampuan tubuh merespons dan menggunakan insulin secara semestinya),
serta peradangan (kadar adiponektin yang rendah atau kadar C-reactive
protein yang tinggi). dr Sunarya, SpJP menambahkan bahwa faktor risiko
“baru” ini sejak dulu kurang diperhatikan.

Dalam tahun-tahun terakhir ini, pengelompokan faktor-faktor CMR semakin
menarik perhatian karena faktor-faktor itu sering timbul secara serentak.
Contohnya, hampir 26% dari seluruh orang dewasa di seluruh dunia di bawah
umur 60 tahun diketahui memiliki paling sedikit tiga dari lima faktor-faktor
CMR yang termasuk di dalam kriteria sindrom metabolik.

Sadari Bahaya Lemak Perut

Kelebihan lemak perut (intra abdominal obesity) atau penimbunan jaringan
lemak di dalam perut, berhubungan dengan faktor-faktor CMR lain seperti
peningkatan trigliserida dan gula darah.

Riset menunjukkan bahwa jaringan adiposa (jaringan lemak) bukan hanya
merupakan tempat penampungan lemak, tapi juga organ endokrin aktif yang
melepaskan bahan-bahan kimia dan zat-zat tertentu ke dalam tubuh yang
diketahui mempengaruhi metabolisme dan sistem kardiovaskuler.

“Semakin tinggi intra abdominal obesity maka kadar HDL akan turun yang
berarti rendahnya proteksi tubuh terhadap aterosklerosis (penyempitan
pembuluh darah oleh lemak),” ungkap dr Sunarya, SpJP.

Pelepasan bahan kimia dan zat ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan
faktor-faktor CMR seperti trigliserida tinggi dan peningkatan gula darah,
meningkatkan risiko seseorang terhadap diabetes dan penyakit jantung.

Jadi, dengan memiliki perut buncit atau dengan kata lain lemak perut tinggi
maka dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit diabetes tipe 2, yaitu
diabetes yang paling umum terjadi pada masyarakat dengan gaya hidup tidak
sehat.

Tidak mengherankan jika diprediksikan penderita diabetes di Indonesia akan
naik dari 6,7% populasi pada tahun 2000 menjadi 10,6% populasi pada tahun
2030.

Ukuran Lingkar Pinggang sebagai Marker

Biasanya, kegemukan diukur dengan indeks masa tubuh (BMI), akan tetapi
penemuan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kegemukan perut merupakan tanda
yang lebih akurat untuk memprediksi serangan jantung daripada berat badan
atau BMI.

dr. Sunarya, SpJP membenarkan bahwa mengukur lingkar pinggang merupakan
suatu pengukuran yang sederhana dan berhasil mendeteksi orang yang akan
mengalami diabetes dan penyakit jantung lainnya.

Berdasarkan penelitian, ukuran lingkar pinggang yang memiliki risiko besar
adalah ?88 cm untuk wanita dan ?102 cm untuk pria. Namun, ukuran tersebut
berlaku untuk ras Amerika, untuk Indonesia batasnya lebih kecil.

Banyak kemajuan telah dicapai untuk mengurangi prevalensi faktor-faktor CMR
tertentu termasuk kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Meskipun
demikian, masih ada sekitar 17 juta orang di seluruh dunia yang meninggal
karena penyakit jantung setiap tahunnya.

Strategi penanganan kardiometabolik yang selalu dianggap efektif adalah
dengan mengedukasi masyarakat terutama pasien karena risiko kardiometabolik
dapat diubah. Namun, pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk
yang belum menjadi pasien, dihimbau untuk menjaga kesehatan dan mulai
menjalani gaya hidup sehat.

dr. Sunarya, SpJP juga ingin mengingatkan kepada masyarakat mengenai ukuran
lemak perut yang dapat digunakan sebagai marker untuk penyakit jantung dan
diabetes. Lingkar pinggang mudah diukur dan bisa dilakukan oleh semua orang,
tak terkecuali dengan anda. Silakan mencoba.

Kiprah Politik Perempuan di Masa Rasulullah SAW

http://www.warnaislam.com/kajian/sirah/2008/11/17/3600/Kiprah_Politik_Pe
rempuan_Masa_Rasulullah_Saw.htm

Kiprah Politik Perempuan di Masa Rasulullah Saw
Senin, 17 November 2008 01:00
Allah SWT telah menciptakan perempuan agar ia melakukan aktivitas di
kehidupan umum, sebagaimana ia melakukan aktivitas di kehidupan khusus.
Maka Allah SWT telah mewajibkan atas perempuan untuk mengemban
da’wah dan menuntut ilmu tentang apa yang menjadi keharusan dari
aktivitas-aktivitas kehidupannya.
Allah SWT juga telah membolehkan seorang perempuan untuk melakukan
transaksi jual-beli. Kontrak kerja (ijārah), dan perwakilan
(wakālah).[1] Maka perempuan boleh diangkat sebagai pegawai negara,
perempuan juga boleh menangani urusan peradilan (menjabat
sebagaiqādhī atau hakim) yaitu orang yang memutuskan
persengketaan di antara anggota masyarakat dan memberitahukan hukum
syara’ yang bersifat mengikat kepada pihak-pihak yang
berdengketa.[2] Telah diriwayatkan dari ‘Umar bin Khattāb
ra. bahwa ia pernah mengangkat asy-Syifā’—seroang perempuan
dari kaumnya— untuk menangani persengketaan di pasar yakni
menjabat sebagai qādhī hisbah yang memutuskan semua
mukhālafāt yang terjadi.[3]
Kemudian jika kita pelajari kiprah politik perempuan-perempuan di
sekitar Rasulullah saw, maka yang pertama kita dapati adalah khadijah
isteri Rasulallah saw. Siapapun yang membaca sīrah (sejarah hidup)
Nabi Muhammad saw, akan menemukan bagaimana peran perempuan di zaman
perjuangan Nabi saw. Suara pertama yang memberikan dukungan perjuangan
beliau keluar dari mulut seorang perempuan yaitu Khadijah ra.[4] Dia
termasuk orang yang pertama masuk Islam, dia juga perempuan pertama yang
membenarkan dan memeluk risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw untuk
seluruh umat manusia.[5] Rasulullah saw pernah bersabda tentang
isterinya yang sangat dicintainya ini, “Khadijah beriman kepadaku
ketika orang-orang mengingkariku. Ia membenarkan ajaranku ketika
orang-orang mendustakanku Ia adalah perempuan yang selalu membantu
perjuanganku dengan harta kekayaan ketika orng-orang tiada
mempedulikanku.” (HR. Ahmad).
Khadijah lahir dari keluarga Bani Hasyim; dari kalangan keluarga yang
mulia, jujur, dan pemimpin. Dia besar di kalangan terhormat, terdidik
dengan akhlak yang terpuji, teguh dan cerdik. Kaumnya memberikan julukan
baginya Al-Thāhirah, artinya “yang suci” karena
sangat baik akhlaknya dan sopan santunnya, seakan-akan tanpa cacat.[6]
Khadijah juga dikenal sebagai perempuan cerdas dan piawai dalam bidang
perdagangan, sukses dalam menjalankan roda-roda usahanya, serta sanggup
membiayai hampir seluruh dakwah Rasulullah saw.[7] Sebagai isteri, tak
seorang pun yang mencela Khadijah, justru pujian yang datang untuknya.
Khadijah mendampingi Rasulullah saw hampir seperempat abad lamanya.
Hidupnya dilalui dengan penuh kesetiaan dan kebajikan. Sebagaimana yang
seharunys dilakukan oleh isteri kepada suaminya, Khadijah mendampingi
Rasulullah dalam suka dan duka.[8]
Dalam berbagai kisah diterangkan mengenai upaya Khadijah menenangkan
Rasulullah saw ketika pertama kali menerima wahyu, yakni saat Nabi saw
baru pertama kali melihat Jibril.[9] Dari kisah tentang Khadijah ra.
jelas sekali bahwa apa yang dilakukannya kepada Muhammad saw bukanlah
sekedar perannya sebagai serorang isteri yang sangat berbakti kepada
suaminya. Lebih dari itu, Khadijah sesunguhnya telah menjalankan peran
politiknya sebagai seorang Muslimah yang dengan ketajaman dan kepekaan
akalnya, ia mampu mencermati secara mendalam masalah wahyu dan risalah
yang sampai kepada Rasulullah saw.[10] Disamping itu, kepeduliannya yang
tinggi tentang berbagai hal yang ada disekitarnya menunjukkan tingkat
kesadaran politik yang tinggi.
Peran serta pada shahābiyyah dalam hijrah—baik ke Habasyah
maupun ke Madinah—jelas merupakan manuver politik, sebagai tanda
ketaatan mereka kepada pimpinannya, yaitu Rasulullah saw. Di samping itu
secara politik hijrah ke Habasyah[11] adalah upaya untuk menyelamatkan
perjuangan, agar umat Islam yang masih sedikit kala itu tidak diberangus
oleh kekuatan kaum kafir Quraisy. Dan Hijrah ke Habasyah ini bersifat
temporal.[12] Para shahābiyyah yang ikut serta dalam hijrah ke
Habasyah pun menghadapi kesulitan yang tidak sederhana. Fatimah binti
al-Mujallil, Ramlah binti Auf bin Dhubairah, Fukaihah binti Yasar, dan
Ummu Habibah binti Abu Sufyan ditinggal para suami mereka yang murtad
dan memeluk agama Nasrani.[13] Sementara itu, Raithah binti al-Harist
bersama anak-anaknya Musa, Aisyah, dan Zainab meninggal dalam perjalanan
kembali ke Makkah karena mereka kehabisan air minum.[14]
Hijrah ke Madinah pun merupakan manuver politik yang urgen. Kita tahu
bahwa tegaknya syari’at Islam tidak mendapat tempat yang memadai
di Makkah, ketika sistem kemusyrikan begitu menguasai. Maka atas
petunjuk dan pertolongan Allah SWT[15] ditunjukkan Madinah—dahulu
Yatsrib—[16]sebagai wilayah tempat risalah Islam dapat tegak
dengan seluruh sendinya dan dalam berbagai dimensinya.[17]
Asma’ binti Abu Bakar dalam fase hijrah ke Madinah ini menjadi
tokoh yang dicatat sejarah dengan tinta emas. Asma’ masuk Islam
saat di Makkah setelah tujuh belas orang sebelumnya susah menyatakan
keislamannya.[18] Banyak keutamaan yang dimilikinya, ayahnya, Abu Bakar
al-Shiddiq, adalah sahabat karib yang paling utama bagi Rasulullah
semasa beliau hidup,[19] dan khalifah pertama sesudah beliau wafat.
Asma’ merupakan isteri Zubair bin Awwam, salah satu sahabat
terdekat Rasulullah saw dan masuk diantara 10 orang sahabat yang dijamin
masuk surga. Serta putranya yang terkenal yaitu Abdullah bin Zubair.
Asma’ binti Abu Bakar diberi julukan oleh Rasulullah saw sebagai
Dzatun Nithāqayn (wanita yang memiliki dua ikat pinggang).[20] Hal
ini terkait dengan peristiwa ketika tepat dihari Rasulullah saw hendak
berangkat hijrah ke Madinah, Asma’ menyediakan makanan dan
minuman untuk perbekalan beliau dan ayahnya, Abu Bakar. Ketika dia
hendak mengikat karung makanan dan qirbah (tempat air minum), dia tidak
mendapat tali sehingga dia segera melepas kain ikat pinggangnya dan
menyobeknya menjadi dua bagian.[21] Karena itulah Rasulullah saw
mendoakannya, semoga Allah mengganti ikat pinggang Asma’ dengan
dua ikat pinggang yang lebih baik dan indah di surga.[22]
Berkaitan dengan peristiwa hijrah ini, ada berbagai hal yang bisa
diteladani yang menggambarkan bagaimana kekuatan berpikir dan
berstrategi yang dimiliki oleh seorang muslimah, tentu saja ini
berkaitan dengan aktivias politiknya yang dihasilkan dari kecemerlangan
akal yang dimilikinya, bukan sekedar aktivitasnya mengantarkan makanan
saja. Karena Asma’ mengirimkan makanan untuk dua orang yang
berperan penting bagi umat Islam, Rasulullah dan ayahnya, Abu Bakar,
agar keduanya dapat menajalankan misi hijrah dan penyebarluasan dakwah
dengan lancar, hingga tegaknya Daulah Islamiyah di Madinah.
Contoh lainnya dalam perjalanan hidup para shahābiyyah kita
mengenal Ummu Sulaim binti Milhan[23], ia adalah seorang perempuan dari
golongan anshar yang memiliki ilmu, pemahaman, keberanian, kemurahan
hati, kebersihan dan keikhlasan bagi Allah SWT dan Rasul-Nya. Dialah
perempuan yang melindungi Nabi di medan perang dan telah banyak hafal
hadis Nabi saw.[24] Ia adalah ibu dari seorang sahabat yang mulia, Anas
bin Malik. Ada sebuah ungkapan, “Ummu Sulaim adalah perempuan
yang tunduk pada keputusan orang yang dicintainya, yang biasa membawa
tombak dalam peperangan.”[25]
Pada zaman jahiliah, Ummu Sulaim menikah dengan Malik bin Nadhar dan
dikarunia seorang anak laki-laki bernama Anas bin Malik (yang kelak juga
menjadi sahabat yang utama). Ia masuk Islam dan bersama kaumnya ikut
membai’at Nabi pada saat suaminya bepergian. Kemudian dia ajarkan
dua kalimat syahadat kepada putranya Anas yang saat itu masih kecil.
Pada waktu suaminya kembali, ia perkenalkan Islam kepada suaminya
tersebut, namun suaminya tidak menerima bahkan marah kepadanya.[26]
Setelah suaminya wafat, ia hendak dilamar oleh Abu Thalhah yang masih
musyrik, lalu Ummu Sulaim menolak lamaran tersebut karena dia seorang
muslimah sedangkan Abu Thalhah adalah seorang yang masih menyembah
berhala. Menyadari hal tersebut akhirnya Abu Thalhah memutuskan untuk
masuk Islam dan menjadikan keislamnnya itu sebagai mahar untuk meminang
Ummu Sulaim.[27]
Pada saat perang uhud,[28] ketika kaum Quraisy menuntut balas atas
kekalahannya dalam perang Badar, Ummu Sulaim dan Aisyah binti Abu Bakar
membawa gerabah air untuk minum pasukan Islam. Setelah mereka selesai
menunaikan tugasnya membawa, dan mengantar minuman kepada pasukan yang
haus, mereka kemudian mengobati para pejuang yang terluka.[29]
Pertempuran yang terjadi melawan kekuatan musuh-musuh Islam jelas
merupakan tindakan politik, sebab menyangkut upaya mempertahankan daulah
Islamiyah.
Diantara aktifitas politik lainnya yang pernah dilakukan oleh
shahābiyyah adalah ikut sertanya mereka dalam baiat kepada
Rasulullah saw. Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah mengadakan tiga
kali pertemuan dengan kaum Anshar pada musim haji yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.[30] Pada pertemuan kedua (musim haji tahun ke 12 dari
nubuwah) mereka berbaiat kepada Rasulullah saw. Dan ini disebut Baiat
Aqabah pertama.[31] Pada pertemuan ketiga (musim haji tahun ke 13, 622
M), mereka datang dengan jumlah yang lebih banyak lagi yaitu 73 orang
laki-laki dan dua orang perempuan.[32] Baiat ini disebut sebagai Baiat
Aqabah kedua atau lazim disebut Baiah Al-Nisā’ dalam beberapa
sīrah karena keterlibatan perempuan di dalamnya.[33]
Ka’ab bin Malik berkata, “ Malam itu kami tidur bersama
kaum kami di kemah kami. Setelah sepertiga malam sudah berlalu, kami
keluar dari kemah seperti janji yang sudah kami sepakati dengan
Rasulullah saw. Kami mengendap-endap untuk dapat berkumpul di sebuah
celah di bukit Aqabah. Ada dua orang perempuan yang ikut serta, yaitu
Nusaibah binti Ka’ab bin Amr bin Mazin (Ummu Amarah). Dia datang
pada malam Aqabah dan juga berbaiat kepada Rasulullah saw. Dia pulang
dan mengajak pada perempuan di Madinah untuk masuk Islam. Yang kedua
adalah Asma’ binti Amr, salah seorang perempuan bani Salamah
(Ummu Mani).”[34]
Baiat ini menjadi tonggak berdirinya sistem Islam dalam wujud sebuah
negara berdaulat. Dan para muslimah Anshar menyadari itu sebagai amanah
yang harus mereka tunaikan.
Dari kisah keteladanan orang-orang terdahulu, ada hal penting yang dapat
kita ambil dari mereka, yaitu kemampuan mereka mensinergikan keseluruhan
peran dan fungsi yang telah Allah bebankan atas mereka, baik sebagai
seorang hamba Allah, sebagai istri dan ibu, maupun sebagai anggota
masyarakat. Dari sini diperlukan adanya kesadaran akan hak-hak politik
bagi kaum perempuan serta aktifitas yang perlu dijalankannya dalam
koridor syariat.
Â

[1]Lihat Taqiyyuddin al-Nabani, An-Nizhām Al-Ijtimā’i fi
Al-Islām, terj. Oleh: M. Nashir (Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia,
2007), hlm. 138.
[2]Taqiyyuddin al-Nabani, An-Nizhām Al-Ijtimā’i fi
Al-Islām, hlm. 139.
[3]Taqiyyuddin al-Nabani, An-Nizhām Al-Ijtimā’i fi
Al-Islām, hlm. 139.
[4]Yusuf Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, terj.oleh: Abuk Hayyie
al-Kattami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 383.
[5]Lihat dalam Abdul Halim Abu Syuqqah, Tahrīr al-Mar’ah
fī ‘Ashri al-Risālah, (Kuwait: Dār al-Qalam, 1990),
Cet. I. Lihat pula hadis yang menjelaskan tentang peristiwa kali pertama
turunnya wahyu dalam Bukhari kitab Bagaimana permulaan turunnya wahyu
kepada Rasulullah saw, jilid 1, hlm. 25. dan Shahīhnya 1/2-3.
[6]Syed. A. A. Razwy, Khadijah Yang Agung, (Jakarta: Hikmah, 2004),
hlm.17.
[7]Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada
Shahābiyāt, hlm. 180.
[8]Ahmad Khalil Jam’ah, Wanita Yang Dijamin Masuk Syurga,
(Jakarta: Darul Falah, 2002), hlm. 16.
[9]Lihat dalam Shafiy al-Rahman al-Mubārakfūriy, Al-Rahīq
Al-Makhtūm, (Madinah al-Munawarah: Dār al-Wafā’,
2007), hlm. 75.
[10]Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada
Shahābiyāt, hlm. 181.
[11]Hijrah ke Habsyah ini dilakukan dua kali, kelompok yang pertama
berangkat terdiri dari 4 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Hijrah
ini dipimpin oleh Utsman bin Affan. Lihat Ibn Hisyām, As-Sīrah
Al-Nabawiyyah, (Libanon: Dār al-Ihyā’ al-Turāts
al-Arabiya, 1997), Jilid 1, hlm. 359-360.
[12]Lihat Ali Muhammad al-Shalabi, Fiqh Kemenangan dan Kejayaan: Meretas
Jalan Kebangkitan Umat Islam, terj.Oleh: Samson Rahman, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2006), hlm. 48-49.
[13]Mahmud al-Mishri, 35 Sirah Shahābiyyāt, terj.oleh: Asep
Sobari dan Muhil Dhofir, (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat,
2006), jilid 1, hlm. 299.
[14]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 31.
[15]Baca juga dalam Mukhtar Yahya, Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan di
Timur Tengah Sebelum Lahir Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985),
hlm. 210-211.
[16]Yatsrib merupakan nama lama Madinah Al-Munawwarah. Sumber ketenangan
dengan tanah yang subur dan air yang melimpah. Ia dikelilingi oleh
bebatuan gunung berapi yang hitam. Wilayah paling penting adalah Harrah
Waqim yang subur di bagian timur dan Harrah Al-Wabarah di bagian barat.
Gunung Uhud berada di utara Madinah, dan gunung Asir di barat daya.
Banyak lembah di Madinah yang membentang dari selatan ke utara. Bukhari
meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata: “Rasulullah saw bersabda
kepada orang-orang muslim, ‘Sesungguhnya telah diperlihatkan
kepadaku tempat tujuan hijrah kalian, yang memiliki kebun korma yang
terletak di antara dua dataran yang subur’.” Setelah Nabi
hijrah ke Madinah, maka nama kota yang sebelumnya Yatsrib diubah menjadi
Madīnah al-Nabi (Kota Nabi) atau sering pula disebut Madīnah
al-Munawwarah (Kota yang Bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam
memancar ke seluruh dunia. Dalam istilah sehari-hari, kota ini cukup
disebut
Madinah saja. Lihat Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 25.
[17]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 31.
[18]Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan, terj.oleh:
Abdulkadir Mahdamy, (Solo: Pustaka Mantiq, 1993), hlm. 58.
[19]Abu Dawud dan al-Hakim—dia menyatakan bahwa hadist ini adalah
shahih—meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah
bersabda: “Ketahuilah wahai Abu Bakar, bahwa engkau adalah orang
pertama yang masuk surga dari umatku.” Imam Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dari Abi Sa’id, dia berkata, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling dekat persahabatannya dan
penginfakan harnya untukku adalah Abu Bakar. Andaikata saya mengambil
seseorang sebagai kekasih selain Tuhanku, niscaya aku ambil Abu Bakar
sebagai kekasih dekatku (khalil). Namun kami terikat dengan persaudaraan
seiman. Lihat juga dalam Imam al-Suyuti, Tārīkh
Khulafā’: Sejarah Penguasa Islam, terj.oleh: Samson Rahman,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm. 57.
[20]Shafiy al-Rahman al-Mubārakfūriy, Al-Rahīq
Al-Makhtūm, hlm. 157.
[21]Shafiy al-Rahman al-Mubārakfūriy, Al-Rahīq
Al-Makhtūm, hlm. 157.
[22]Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada
Shahābiyāt, hlm. 187.
[23]Ummu Sulain merupakan salah seorang yang mendapat jaminan masuk
surga, hal ini terlihat dalam hadis berikut: Jabir bin Abdullah
mengatakan bahwa Rasul bersabda, “Aku diperlihatkan surga. Aku
melihat istri Abu Thalhah. Aku juga mendengar suara sandal di depanku,
ternyata itu sandal Bilal.” (H.R. Muslim).
[24]Mahmud al-Mishri, 35 Sirah Shahābiyyāt, terj.oleh: Asep
Sobari dan Muhil Dhofir, (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat,
2006), jilid 2, hlm. 33
[25]Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada
Shahābiyāt, hlm. 200.
[26]Abdul Aziz al-Syinnawi, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah,
terj.oleh: Totok Jumantoro, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm.1.
[27]Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan, terj.oleh:
Abdulkadir Mahdamy, hlm. 125-126.
[28]Perang uhud adalah salah satu perang yang diikuti Rasulullah saw,
perang antara kaum kafir Quraisy yang menuntut balas atas kekalahan
mereka di perang Badar, melawan kaum muslimin. Komandan tertinggi
dipegang Abu Sufyan bin Harb dan komandan pasukan berkuda dipimpin oleh
Khalid bin Walid. Perang ini terjadi pada tahun ke 3 Hijriyah (Sabtu, 23
Maret 625) di dekat bukin Uhud, empat kilo meter sebelah timur laut
Madinah. Dalam peperangan ini, awalnya kaum muslimin hampir saja
mendapatkan kemenangan, namun karena kesalahan fatal yang dilakukan
pasukan pemanah, maka kaum muslimin menjadi terkepung oleh pasuka kafir
Quraisy. Baca selengkapnya dalam Ibn Hisyām, Al-Sīrah
Al-Nabawiyyah, (Libanon: Dār Ihyā’ al-Turāts
al-Arabiya, 1997), Jilid 3, hlm. 73. Baca juga W. Montgomery Watt,
Muhammad at Medina, (Great Britain: Oxford University Press, 1962), hlm.
23.
[29]Abdul Aziz asy-Syinnawi, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah,
terj.oleh: Totok Jumantoro, hlm, 4-5.
[30]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 32.
[31]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 32. Baiat ini dilakukan di Aqabah di Mina yang
terdiri dari 12 orang. Lihat dalam Shafiy al-Rahman
al-Mubārakfūriy, Al-Rahīq Al-Makhtūm, (Madinah
al-Munawarah: Dār al-Wafā’, 2007), hlm. 139
[32]Shafiy al-Rahman al-Mubārakfūriy, Al-Rahīq
Al-Makhtūm, (Madinah al-Munawarah: Dār al-Wafā’,
2007), hlm. 142.
[33]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 32.
[34]Amatullah Shafiyyah, Kiprah Politik Muslimah Konsep dan
Implementasinya, hlm. 32.

Daftar Orang Terkaya Di Dunia

Seperti tahun-tahun lalu, Majalah Forbes kembali merilis daftar urutan orang terkaya di dunia. 20 tahun llau, Forbes menemukan 140 Billionaires ( atau dalam bahasa Indonesia 140 orang dengan kekayaan dalam hitungan Milliar US Dollar). Tiga tahun lalu, daftar tersebut meningkat pesat menjadi 476 orang. Tahun 2006 ini menjadi tahun Rekor dengan jumlah yang terdaftar adalah sebanyak 793 orang. Total kekayaan orang-orang itu adalah US$2.6 Trillion, sehingga rata-rata kekayaan mereka adalah US$3.3 Billion. India adalah negara yang mampu menempatkan 10 orang kaya baru dalam daftar tersebut, terbanyak di dunia selain Amerika Serikat. Hal ini banyak dibantu oleh pesatnya perkembangan Pasar Saham (Stock Market) mereka, BSE SENSEX, yang naik 54% dalam kurun waktu 12 bulan ini. Beberapa nama bisa diambil contoh yaitu Tulsi Tanti, mantan pedagang Tekstil yang saat ini mempunyai perusahaan Energi Alternatif, Windfarm; kemudian Vijay Mallya, tycoon minuman keras dengan merek terkenal Kingfisher Beer; Kushal Pal Singh yang merupakan Pengusaha Real Estate Terbesar di India serta Anurag Dikshit, yang bersama 2 teman Amrik nya bikin PartyGaming, sebuah permainan Judi lewat Internet, yang tahun lalu listing di Bursa Efek London, dan langsung kaya raya. Russia, dengan RTS stock exchange yang naik 108%, mampu menghasilkan 7 orang kaya baru, sehingga total menjadi 33 dari Russia. China sekarang nambah lagi 8 OKB, sedangkan Amerika Serikat saat ini melahirkan 44 OKB. Siapa juara pertama? Siapa lagi kalau bukan Mas Bill Gates, yang enteng aja meraup US$50 Milliar. Lalu siapa orang kaya dalam daftar tersebut adalah yang paling muda? Yaitu Hind Hariri, anak perempuan dari Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang masih berusia 22 tahun, tapi sudah mengantongi kekayaan sebesar US$ 1.4 Milliar dan tinggal di Lebanon. Bagaimana dari Indonesia dan tinggal di Indonesia? Hanya 2 orang yang masuk daftar. Pertama, Rachman Halim dan Keluarga, keluarga pendiri dan pemilik Rokok Gudang Garam, berada di urutan 410, terkaya di Indonesia, dengan kekayaan US$ 1.9 Milliar atau kira-kira Rp. 17.5 trilliun. Dibawahnya berada R. Budi Hartono, pemilik pabrik rokok Djarum, berada diurutan 428 dengan kekayaan sebesar US$ 1.8 Milliar. Daftar 25 besar: Baca entri selengkapnya »

Puasa Ke-25

Keluargaku Alhamdulillah, hari ini puasa yang ke 25 di bulan Ramadhan tahun ini. Anak-anak tadi  udah bangun pagi-pagi, udah dimandiin dan diajak jalan-jalan sama tante-tantenya sementara Umminya istirahat. Hari ini tiba-tiba ada kerinduan untuk pulang ke kampung halaman bertemu orang tua dan sanak saudara untuk berlebaran bersama, tapi kayaknya Mudiknya ditunda dulu karena banyaknya kebutuhan rumah tangga. Baca entri selengkapnya »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!